A. Sistem Ekonomi Liberal
Ekonomi liberal adalah teori ekonomi yang diuraikan oleh tokoh-tokoh penemu ekonomi klasik seperti Adam Smith atau French Physiocrats. Sistem ekonomi klasik tersebut mempunyai kaitannya dengan "kebebasan (proses) alami" yang dipahami oleh sementara tokoh-tokoh ekonomi sebagai ekonomi liberal klasik. Meskipun demikian, Smith tidak pernah menggunakan penamaan paham tersebut sedangkan konsep kebijakan dari ekonomi liberal ialah sistem ekonomi bergerak ke arah menuju pasar bebas dan sistem ekonomi berpaham perdagangan bebas dalam era globalisasi yang bertujuan menghilangkan kebijakan ekonomi proteksionisme.
Sistem ekonomi liberal klasik adalah suatu filosofi ekonomi dan politis. Mula-mula ditemukan pada suatu tradisi penerangan atau keringanan yang bersifat membatasi batas-batas dari kekuasaan dan tenaga politis, yang menggambarkan pendukungan kebebasan individu.Teori itu juga bersifat membebaskan individu untuk bertindak sesuka hati sesuai kepentingan dirinya sendiri dan membiarkan semua individu untuk melakukan pekerjaan tanpa pembatasan yang nantinya dituntut untuk menghasilkan suatu hasil yang terbaik, yang cateris paribus, atau dengan kata lain, menyajikan suatu benda dengan batas minimum dapat diminati dan disukai oleh masyarakat (konsumen).
Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem ekonomi liberal adalah sebuah sistem dimana adanya kebebasan baik untuk produsen maupun konsumen untuk berusaha yang di dalamnya tidak ada campur tangan pemerintah untuk mempengaruhi mekanisme pasar, jadi semua mekanisme pengaturan harga diserahkan ke pasar (tergantung mekanisme supply dan demand).Umumnya sistem ekonomi seperti ini di anut oleh Negara-negara yang berada di kawasan barat (Amerika dan Eropa) seperti yang paling terkenal adalah negara adi daya Amerika Serikat yang belakangan terkena krisis keuangan.
Dalam sistem ekonomi ini ada beberapa asumsi yang mesti di penuhi agar sistem ini dapat berjalan seimbang. Asumsi –asumsi itu sebagai berikut :
1. Jumlah pengusaha banyak
2. Peluang berusaha sangat luas
3. Informasi untuk berusaha sangat terbuka artinya tidak ada yang di tutup-tutupi jadi semua produsen maupun konsumen mengetahui tentang apa-apa yang terjadi dalam pasar
Dalam sistem ini dikenal dengan adanya pasar bebas atau yang paling terkenal adalah pasar persaingan sempurna, maka dari itu asumsi-asumsi di atas sangat perlu di penuhi agar teciptanya suatu perekonomian yang stabil. Namun pada kenyataannya asumsi-asumsi itu tidak terpenuhi sehingga banyak menimbulkan kasenjangan-kesenjangan diantara masyarakat. Kalau dilihat sepintas sistem perekonomian ini sangat sempurna untuk di terapkan dalam suatu negara karena sudah ada contoh yang jelas dari negara-negara barat yang telah jelas berhasil dan maju dalam hal perekonomiannya, tetapi di balik itu semua ternyata ada suatau kelemahan yang paling mendasar yaitu tentang persaingan itu sendiri dimana dalam sistem perekonomian liberal ini adanya persaingan bebas yang cenderung mengarah pada pembunuhan usaha apabila tidak bisa bersaing.
B. Tokoh Penemu Paham Liberal
Niccolò Machiavelli
Niccolò Machiavelli (Florence, 1469-1527), adalah seorang tokoh liberal terbaik yang dikenal dengan pendapatnya, Il Principe. Dia adalah pendiri realis filosofi politis yang mendukung pemerintahan republik, angkatan perang negara, divisi kekuasaan, perlindungan milik perorangan, dan pengekangan pembelanjaan pemerintah sebagai kebebasan suatu republik. Ia menulis secara ekstensif pada kebutuhan individu sebagai suatu karakteristik yang penting sebagai kepemerintahan yang stabil. Ia berargumentasi bahwa sebaik-baiknya kebebasan individu masih perlu dilindungi oleh legitasi serta regulasi yang baik dari pemerintah. Dan bahwa orang-orang yang bisa memimpin hukum dengan benar hanyalah orang-orang yang segala ambisi dan keegoisannya bisa dihilangkan dalam memelihara kebebasannya tersendiri. Dia berpendapat bahwa realisme adalah pusat gagasan dalam pelajaran politis dan mengutamakan kebebasan republik (individu) dibawah prinsip.
Anti statis kaum liberal melihat pesan-pesan utama yang dikatakan Machiavelli's bahwa ia berbicara atas nama suatu status yang kuat dibawah seorang pemimpin kuat,yang menggunakan maksud apapun untuk menetapkan posisinya, sedangkan liberalisme adalah suatu ideologi dari kebebasan individu dan aneka pilihan sukarela atau fakultatif. Beberapa hasil karyanya adalah Il Principe - 1513 dan Discorsi Sopra la Prima Deca di Tito Livio, 1512-1517.
Desiderius Erasmus
Desiderius Erasmus (Belanda, 1466-1536) adalah seorang tokoh liberal yang dikenal sebagai orang yang berperikemanusiaan. Dia berkata bahwa masyarakat Erasmusian melintasi Eropa sampai pada taraf tertentu sebagai jawaban atas pergolakan reformasinya. Ia berhadapan dengan kebebasan berkehendak. Dalam karyanya De Libero Arbitrio Diatribe Sive Collatio (1524), ia meneliti dengan kepintaran dan kejeniusannya untuk menghapus keterbatasan hidup sebagai pernyataan atas kebebasan manusia. Beberapa hasil karyanya Lof d Zotheid, 1509 dan De Libero Arbitrio Diatribe Sive Collatio, 1524.
C. Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Liberal
Secara garis besar cirri-ciri untuk perekonomian liberal adalah sebagai berikut :
1. Pengakuan yang luas terhadap hak-hak pribadi. Pengakuan tersebut dapat dilihat dari kenyataan dimana pemilikan alat-alat produksi ada di tangan orang-perorangan (swasta) dan tiap individu bebas memilih pekerjaan dan melakukan pekerjaan yang dipandang terbaik bagi diri merreka masing-masing, dan asumsi tiap orang tahu apa yang terbaik bagi dirinya. Kebebasan ini merupakan syarat mutlak bagi perekonomian liberal, sehingga system ini kadang-kadang juga disebut free enterprice, free trade.
2. Perekonomian diatur menurut mekanisme pasar. Perekonomian diatur dan digerakan oleh pasar berdasarkan asas laissez-faire, laissez passer : roda perekonomian digerakan oleh interaksi secara bebas antara para konsumen dan para produsen secara bebas di pasar. Dalam system perekonomian liberal campur tangan pemerintah diusahakan seminimal mungkin. Bagi pemuja system ekonomi liberal membiarkan perekonomian berjalan dengan wajar tanpa campur tangan pemerintah, dan mereka percaya nanti aka nada suatu tangan tak kentara ( the invisible hands ) yang akan membawa perekonomian ke arah keseimbangan. Jika banyak campur tangan pemerintah, pasar akan mengalami distorsi, yang pada gilirannya akan membawa perekonomian pada ketidakseimbangan. Sebagaimana sudah dikemukakan sebelumnya, ajaran tentang doktrin perekonomian liberal yang berasal dari Smith ini telah menandai adanya suatu perubahan yang revolusioner dalam pemikiran ekonomi. Menurut ajaran liberel kepentingan individu yang harus diutamakan. Kepentingan negara tidak hanya dinomor duakan, bahkan lebih dari itu. Negara diberi tugas menjamin terciptanya kondisi dimana setiap orang bebas bertindak melakukan yang terbaik bagi diri mereka masing-masing. Dalam artian yang paling ekstrem tiap orang dinegara liberal tidak bertanggung jawab terhadap siapa pun kecuali terhadap dirinya sendiri. Tetapi walaupun tiap orang didorong oleh kepentingan pribadi dan ambisi masing-masing adanya persaingan bebas akan menjamin bahwa masyarakat secara keseluruhan juga akan menerima benefit.
3. Motif yang menggerakan roda perekonomian adalah motif laba. Dalam hal ini manusia diakui sebagai makhluk homo-economicus, yang selalu mengejar kepentingan sendiri. Paham seperti ini sering disebut paham individual ( individualism ). Paham individualism yang sangat mengaggungkan kepentingan pribadi sevagaimana dijelaskan di atas didasarkanpada paham materialisme. Paham materialisme oleh pemikir-pemikir klasik disebarluaskan dan ternyata kemudian ikut dianut oleh banyak orang di bernagai negara. Bahkan Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat. Misalnya mencantumkan tujuan mencapai kebahagiaan yang sebesar-besarnya sebagai suatu hak asasi manusia, sejalan dengan pentingnya kehidupan dan kebebasan.
Secara khusus dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri system ekonomi liberal adalah :
· Masyarakat diberi kebebasan dalam memiliki sumber-sumber produksi.
· Masyarakat terbagi menjadi dua golongan, yaitu golongan pemilik sumber daya produksi dan masyarakat pekerja (buruh).
· Timbul persaingan dalam masyarakat, terutama dalam mencari keuntungan.
· Pasar merupakan dasar setiap tindakan ekonomi.
· Biasanya barang-barang produksi yang dihasilkan bermutu tinggi.
D. Penerapan Sistem Ekonomi Liberal di Amerika Serikat
Negara-negara yang menganut paham liberal di benua Amerika adalah Amerika Serikat, Argentina, Bolivia, Brazil, Cili, Cuba, Kolombia, Ekuador, Honduras, Kanada, Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay dan Venezuela. Sekarang ini, kurang lebih liberalisme juga danut oleh negara Aruba, Bahamas, Republik Dominika, Greenland, Grenada, Kosta Rika, Puerto Rico dan Suriname.
Paham liberal di Amerika Serikat (AS) disebut liberalisme modern atau liberalisme baru. Sekarang para politis di AS mengakui, bahwa paham liberalisme klasik ada kaitannya dengan kebebasan individu yang bersifat luas. Tetapi mereka menolak ekonomi yang bersifat laissez faire atau liberalisme klasik yang menuju ke pemerintahan interventionism yang berupa penyatuan persamaan sosial dan ekonomi. Umumnya, hal tersebut disepakati pada dekade pertama abad ke-20 yang tujuannya menuju keberhasilan suatu hegemoni para politis dalam negeri.Tapi, kesuksesan tersebut mulai merosot dan menghilang pada sekitar tahun1970-an. Pada saat itu konsensus liberal telah dihadapkan suatu death-blow atau yang berupa robohnya pemerintahan Bretton Woods System yang dikarenakan kemenangan Ronald Reagan dalam pemilihan presiden tahun 1980, yang menjadikan liberalisme suatu arus kuat dalam politik AS pada tahun tersebut.
Liberalisme AS mulai bangkit pada awal abad ke-20 sebagai suatu alternatif ke politik nyata yang merupakan interaksi internasional yang dominan pada waktu itu. Presiden Franklin Roosevelt yang pada saat itu adalah seorang yang berpaham liberal self-proclaimed, menawarkan bangsa itu menuju ke suatu kesuksesan baru dengan cara membangun institusi kolaboratif yang berpendukungan orang-orang Amerika sendiri dan berjanji akan menarik AS keluar dari tekanan yang besar tersebut. Untuk mengantisipasi akhir Perang Dunia II, Roosevelt merancang Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) sebagai suatu alat berupa harapan akan kerja sama timbal balik daripada membuat ancaman dan penggunaan kekuatan perang untuk memecahkan permasalahan politis internasional tersebut. Roosevelt juga menggunakan badan tersebut (PBB) untuk memasukan orang-orang Afrika yang tinggal di Amerika ke dalam militer AS serta membuat badan pendukungan hak dan kebenaran para wanita-wanita, sebagai penekanan atas kebebasan individu yang selanjutnya dilanjutkan oleh Presiden John F Kennedy dengan pembangunan Patung Liberty (1964) sebagai simbol kebebasan individu untuk hidup.
Sebenarnya, liberalisme yang dianut oleh AS, sebagaimana yang ditekankan oleh Wilson dan Roosevelt adalah dengan menekankan kerja sama serta kolaborasi timbal balik dan usaha individu, bukan dengan membuat ancaman dan pemaksaan sebagai untuk pemecahan permasalahan politis baik didalam maupun luar, sepertinya dianut oleh Presiden AS saat ini, George W Bush. Suatu paham liberal di AS itu mungkin seperti institusi dan prosedur politis yang mendorong kebebasan ekonomi, perlindungan yang lemah dari agresi oleh yang kuat, dan kebebasan dari norma-norma sosial bersifat membatasi. Karena sejak Perang Dunia II, liberalisme di AS telah dihubungkan dengan liberalisme modern, pengganti paham ideologi liberalisme klasik.
E. Keuntungan Sistem Ekonomi Liberal
Sistem ekonomi liberal oleh para pendukungnya sangat disukai karena memiliki kelebihan. Organisasi masyarakat yang diatur oleh pasar berdasarkan persaingan sempurna dianggap lebih efisien, baik dalam pemanfaatan sumber-sumber daya maupun dalam pendistribusian barang-barang. System ini dianggap paling mampu memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi semua pihak dalam masyarakat. Lebih jelas, dengan system ini para konsumen bisa memperoleh barang-barang dan jasa dengan jumlah cukup dengan harga relatif lebih murah, sedang di pihak lain para produsen yang hanya memperoleh laba wajar tetap bisa melanjutkan usahanya.
Begitu juga hak milik perorangan diakui dan ada kebebasan melakukan segala sesuatu yang dianggap kepentingan pribadi, maka kretivitas masyarakat menjadi tinggi. Sistem liberal juga lebih mampu dalam memecahkan masalah-masalah ekonomi melalui pengawasan sosial dan ekonomi yang minimal, dibanding sisitem-sistem lain yang pengawasan sosial dan politiknya memerlukan tenaga, waktu dan biaya yang relative lebih besar. Lebih dari itu semua system liberal lebih diyakini paling mampu memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi sebanyak-banyaknya orang sesuai dengan kriterian Pareto optimum.Dengan kelebihan-kelebihan seperti diuraikan di atas banyak pakar ekonomi yang percaya bahwa tidak ada bentuk system ekonomi lain yang mendekati kesempurnaan system ekonomi liberal ini. Sebagai konsekuensi logis dari kepercayaan di atas maka system pasar persaingan sempurna sering dianggap sebagai organisasi masyarakat yang terbaik yang mungkin dikembangkan. Dengan demikian tidak heran jika dari tahun ke tahun jumlah negara-negara yang menganut system pasar ini makin lama makin banyak.
Secara khusus dapat disebutkan bahwa keuntungan sistem ekonomi liberal diantaranya adalah sebagai berikut :
· Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi, karena masyarakat tidak perlu lagi menunggu perintah/komando dari pemerintah.
· Setiap individu bebas memiliki untuk sumber-sumber daya produksi, yang nantinya akan mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian.
· Timbul persaingan semangat untuk maju dari masyarakat.
· Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi, karena adanya persaingan semangat antar masyarakat.
· Efisiensi dan efektivitas tinggi, karena setiap tindakan ekonomi didasarkan motif mencari keuntungan.
F. Kelemahan Sistem Ekonomi Liberal
Walau bentuk pasar persaingan sempurna sesuai paham liberal secara luas diakui paling efisien dalam mengalokasikan sumber daya maupun dalam pengawasan sosial dan politik, tetapi sistem ini juga mempunyai cukup banyak kelemahan. Beberapa kelemahan yang menonjol dari sistem yang didasarkan pada pasar persaingan sempurna antara lain : banyaknya halangan yang menyebabkan kurangnya kemampuan sistem pasar persaingan sempurna dalam mencapai efisiensi alokasi sumber-sumber. Termasuk di dalamnya kenyataan tidak adanya pasar yang benar-benar bersaing secara sempurna, adanya eksternalits dan barang-barang publik.
Kelemahan lain yang juga sangat menonjol dari system pasar ialah bahwa system ini tidak menjamin ada dan terlaksananya distribusi pendapatan yang merata di antara berbagai golongan dalam masyarakat. Pasar persaingan sempurna diakui lebih efisien dibanding sistem-sistem lain, tidak menjamin pemerataan. Ekonomi yang didasarkan pada pasar persaingan sempurna bisa saja efisien dalam artian pareto bahkan ketika sekelompok orang bergelimang kemewahan sedang kelompok lainnya bergelimang penderitaan dan kemiskinan.
Yang jelas system in tidak memberikan jalan keluar untuk membantu kaum miskin dan lemah serta mengatasi kepincangan. Kita tahu bahwa salah satu perusahaan untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya ialah dengan menekan biaya menjadi serendah-rendahnya, dan salah satu cara untuk itu adalah menekan biaya buruh sekecil mungkin. Ini jelas akan memperburuk distribusi pendappatan antara kaum pengusaha dengan kaum buruh. Disamping itu, jika system ini dianut, yang juga ditakuti adalah bahwa struktur perekonomian akan menjadi lebih capital intensif, begitu juga kehidupan akan bias ke kota sedang pertanian dan pedesaan diabaikan.
Menurut kalangan pimpinan di beberapa negara berkembang, kelemahan lain dari sistem perekonomian liberal ialah bahwa sistem ini sering membawa perekonomian masyarakat pada persaingan yang sengit. Persaingan yang tak terkendali dan saling mematikan (cut throat competition ) saling merugikan, tidak hanya bagi anggota masyarakat, tetapi juga bisa memberikan dampak negatif bagi perusahaan-perusahaan kecil dan lemah akan tersingkir. Anehnya, yang menangg tidak merasa puas. Ia akan berusaha sekuat-kuatnya menjadi nomor satu, terkuat, dan terbesar. Ini berarti bahwa sistem liberal juga mempunyai kecenderungan untuk membawa perusahaan yang menang ke arah monopoli. Jika ini terjadi, ia akan lebih tergiur untuk memperoleh laba yang lebih tinggi dengan membatasi output sehingga harga-harga melambung tinggi dan rakyat akan menderita. Yang paling dikhawatirkan ialah jika terjadi monopoli atas cabang-cabang produksi yang penting, maka orang banyak akan ditindasnya.
Dari sumber lain disebutkan pula kelemahan dari system ekonomi liberal, diantaranya :
· Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat bilamana birokratnya korup.
· Masyarakat yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin.
· Banyak terjadinya monopoli masyarakat.
· Banyak terjadinya gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi sumber daya oleh individu.
· Pemerataan pendapatan sulit dilakukan karena persaingan bebas tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Jakarta : Rajawali Press, 1995.
Deliarnov, Ekonomi Politik, Jakarta : Erlangga, 2006.
0 komentar:
Posting Komentar